Minggu, 12 Desember 2010

Ciptakan Asa, Raih Intisari Cita-cita

Pernahkah Anda memiliki asa? Saat kita terlahir di dunia, kita adalah sebuah asa, asa sepasang manusia yang dituangkan lewat sebuah nama. Maka dari itu, tanpa Anda sadari dalam setiap harinya kita sebagai manusia, pasti memiliki tujuan kongkret dan abstrak dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Saat kita melangkah, kita sadar apa yang telah kita lewati adalah pengalaman yang pasti kita banggakan, walaupun faktanya, apa yang kita lewati mungkin tidak ada apa-apanya dengan apa yang orang lain lewati. Namun jangan berkecil hati, kawan! Apa yang kalian miliki tidak orang lain miliki. Suatu alur pengalaman yang tidak mungkin sama dengan manusia lainnya, karena alur pengalaman bisa dianalogikan seperti sidik jari.

Begitupun Aku, Aku punya pengalaman yang menurutku tidak banyak, tidak menarik bak seorang wartawan yang pernah menyaksikan timah panas menembus kepala seorang ibu yang sedang memangku anaknya. Dulu aku adalah seorang anak tambun yang tidak bisa lari. Aku lemah dalam olah raga, Aku hanya bermain bulutangkis dengan ketua RT, Aku tidak pernah melawan atlet komplek yang prestasi dan popularitasnya sudah diakui semua warga. Tapi Aku beruntung di sana Aku bisa mengetahui bagaimana hidup menjadi seorang Ketua RT, tidak mudah memantau dan menjadi penengah saat ada tetangga yang berseteru, tidak mudah menahan iman untuk tidak menerima “uang haram” untuk melancarkan proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Apakah anak-anak komplek lain mendapatkan itu? Belum tentu, khan? Cobalah miliki modal pribadi yang anda andai-andaikan sebagai modal yang tidak orang lain miliki, dari situ lah Anda bisa merangkai asa yang tidak monotone dan bisa optimis dalam menggapai asa itu.

Aku pernah bercita-cita menjadi pemain sepak bola, karena Aku pernah mencetak goal dalam sebuah pertandingan sepak bola dengan keadaan seimbang. Walaupun permainanku tidak baik layaknya anak dengan postur yang ideal, Aku mencetak goal yang penting dalam pertandingan tersebut. Hal itu terus Aku banggakan pada diri sendiri dan teman-teman dekatku, hal ituah yang membuatku semangat, semangat untuk menjadi pemain sepak bola yang handal, dan pada akhirnya Aku menjadi salah satu anak yang terhitung pandai bermain sepak bola. Apakah Aku sombong? Ya, Aku sombong, tapi ada efek positifnya, dan hingga kini Aku terus seperti itu. Mungkin banyak omongan di belakang mataku, namun efeknya sungguh terasa, untuk kita berpikir lebih positif.

Jangan pernah takut bercita-cita, cita-cita itu bukanlah hanya menjadi dokter, tentara, astronot, dan lain lain. Apa itu cita-cita? Cita-cita adalah bagaimana kita membayangkan kehidupan yang diinginkan. Konteksnya luas, misalnya kita ingin memiliki pacar, pacar yang bisa diajak mendiskusikan tentang kehidupan, menangis bersama membicarakan bocah Ethiopia yang menangis kelaparan di samping makam ibunya yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia. Itu adalah cita-cita, memang orang bilang itu dangkal, namun itu adalah hal yang kita dambakan, itu adalah cita-cita. Jangan pernah berhenti mendambakkan hal kecil di saat Anda berpikir bahwa hal besar yang kita dambakan jauh dari kenyataan, karena Anda tidak akan sampai 1 Kilometer saat Anda berhenti dan enggan untuk melangkah sejauh 1 meter.

Untuk bercita-cita, tetaplah optimis dan bersugesti bahwa apa yang kita inginkan bisa kita gapai. Seorang legenda basket terkemuka, Michael Jordan, dalam bukunya pernah berkata, “saya selalu berpikir bahwa bola akan masuk ke dalam keranjang saat saya melakukan jump shoot.” Sungguh saya tersentuh membaca hal itu, saya mencoba mempraktikannya dalam keseharian, saya belum sepenuhnya bisa. Itulah cita-cita saya, bisa bersugesti positif dalam menggapai cita-cita. Cobalah sejenak merenungkan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda, hal besar apa yang pernah Anda lakukan? Bakat apa yang Anda miliki? Bersugestilah dalam diri Anda bahwa Anda adalah orang yang paling hebat dalam segala hal, niscaya dengan sugesti seperti itu, Anda akan mendapatkan motivasi yang memacu dari dalam diri Anda sendiri.

Teruslah bercita-cita, karena walaupun gagal, Anda telah mendapatkan intisari-intisari kehidupan dari proses penapaian cita-cita tersebut. Kawan, lewati hari-harimu dengan menggapai cita-cita besar. Aku pernah bercita-cita menjadi pemain basket NBA, kini Aku bisa melakukan tembakan tiga angka tujuh kali secara berturut-turut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar