Minggu, 09 Oktober 2011

Curhat di Kala Hujan

Lama sudah tidak menulis. Akhirnya ada juga keinginan menulis. Atmosfer (Hujan, Minggu, Jobless) dan keadaan tubuh (Lemas, Lesu, Tumbang, dan Hati yang sedang Berbunga-bunga) yang mendukung gua akhirnya mau iseng-iseng nulis #eaa. Gua coba bercerita tentang hidup gua yang bisa dibilang sedang kurang stabil, lepas dari hajatan yang cukup padat (Ospek Fakultas) dan kini disambut yang enggak kalah padat (Ospek Jurusan) membuat pola hidup inti gua agak kacau. Yang biasanya gua bisa mengatur pola makan cerdas dan menurunkan berat badan, sekarang makan jarang tapi lingkar paha semakin melebar. Yang biasanya siang enerjik berak-tivitas dan malem tidur lucu dan enggak ngorok, sekarang siang ngantuk dan malam sibuk memikirkan dirinya (WOOH!). Sungguh hidupku kini berantakan semenjak Alex tidak acuh dengan janin yang ada di perutku ini. Mau dikasih makan apa bayi-ku ini kelak?

Hmmm.. Mari kita mulai ke paragraf dua, sekarang gua sedang rajin-rajinnya menganalisis apapun, yaa, kecuali tugas kuliah. ehm. Ini semua diawali carut marut kehancuran hati pada seONGGOK golongan yang menurut hati subjektif gua telah mengkhianati gua dan teman-teman gua, tidak usah dibahas tapi ini memukul gua, memukul dan akhirnya mendewasakan gua. okey, cukup serius ya kawan? balik lagi deh. Sedang tidak stabilnya pola kehidupan inti gua ini juga berkorelasi pada kesehatan, mood, produktivitas hidup, kuliah, dan PERCINTAAN. EAAAAAAAAAA!!! *kayang* -> *tepok2 jidat pake dua tangan* -> *jatoh* -> *hening* (gausah dibayangin).



Paragraf ketiga? To Be Continued aja deh ya.. gua menikmati hujan dan dia dipikran saja, bisa bangkitin mood, semoga cerita ini bersambung di saat tak hanya dia yang dipikiran gua, tapi gua juga yang dipikiran dia :)



*Shuffle-ing keliling Unpad*

SEE YOU!

Selasa, 22 Februari 2011

Sabtu, 25 Desember 2010

What a Day :)

Tugas-tugas kuiah gua memang sangat memaksa dan membiasakan gua untuk jadi seorang jurnalis (wartawan), bukan hanya materinya, tapi juga karakteristik profesi dan sifat-sifat gua yang harus terbentuk layaknya seorang wartawan. Ini terbukti dari perjalanan gua hari Kamis lalu, dari Jatinangor, saya bertujuan ke gedung yang seperti kura-kura dan ehm *maaf terkadang terlihat seperti belahan *maaf pantat. Berharap bertemu anggota DPR wanita yang cantik dan pada akhirnya dijadikan suami simpanan. (LHO). ehm maaf, bercanda.. Berharap bisa wawancara dengan salah satu anggota dewan wanita, saya berangkat dengan kotoran yang masih menggantung karena belum cebok pukul 07.30 pagi. Saya memutuskan dan berniat naik kereta express yang adem dan nikmat, namun apa daya saya dipaksa-paksa naik ekonomi tidak ber-AC oleh orang-orang di stasiun (kampret memang). Berdirilah gua di satu gerbong, sumpek, bau, chaos, dan diisi oleh orang-orang yang emosi. kereta berjalan sungguh menyebalkan, bagai telur diujung tanduk. hmm.. ya, kurang tepat! Namun di situ saya melihat satu kejadian yang bagi saya mengharukan, hari selasa(22/12) adalah hari ibu, dan memang pada awalnya gua engga terlalu ngeuh sama hari begituan. Namun tiba-tiba ada seorang bapak-bapak (umur sekitar 60an, beruban, terakhir dilihat mengenakan baju putih dan tanpa celana, hilang sejak.... ) mengelilingi gerbong dan mengucapkan "selamat hari Ibu" ke setiap Ibu-ibu yang ada di gerbong di mana saya berdiri, menyentuh bagi saya sikap bapak-bapak itu, sekejap saya menatap ibu-ibu di gerbing itu dan melihat betapa mahal dan berartinya keringat yang keluar dari leher dan dahi mereka saat itu. Ada yang sedang menggendong anak dan anaknya tidak henti menangis, dan dengan tidak perduli malu, si Ibu dengan lantang menyanyikan lagu kesukaan si anak. Oh ibu, bila jasamu yang paling berharga adalah melahirkanku, aku akan mebalasnya dengan melahirkan juga bu. (LHO). Kejadian itu sangat menyentuh gua, dan kurang ajarnya bapak-bapak itu tidak mengucapkannya pada gua, padahal gua sedang mengandung anak Irfan Bachdim.

Sampailah gua di gedung para pejabat itu, saya bertemu Agnes, teman gua, berbadan dan berambut persis mantan presiden kita. bukan! bukan Gusdur! ya! Megawati.. SIAL-nya dia sudah punya narasumber pasti yang memang sudah membuat janji sebelumnya, beda dengan gua yang berangkat dengan modal nekat, jangankan bawa surat Izin wawancara, KTP aja masih disita di mang-mang sewa PC Game. setelan gua saat itu memang sangat necis dan dewasa, layaknya pria-pria latin di film dewasa sebelum "bermain". wooooh!. Tapi gua nekat saja lah siapa tau dapet nyantol satu atau dua biji. (mau wawancara anggota dewan atau biji?). Sampailah gua, agnes, dan Editha (temen gua yang ketemu juga) di ruang kerja sang narasumber Agnes. Hal bodoh yang selalu mencelakakan hidup gua adalah KETIDURAN. Bahkan ini terjadi di saat momen penting sperti ini, sudah hampir setengah jam wawancara berlangsung, gua dikejutkan oleh colekan-colekan mesra dari editha, saya heran. Dan sekeluarnya kami dari gedung DPR, dengan semangat Editha berkata, "ngerasa ga sih tadi lo gue colek-colek? Abisnya lo ketiduran gitu sambil nyodorin HP." Celaka.

Skip saja cerita disaat gua sudah sendiri lagi, gua meneruskan perjalanan ke Stadion Utama Glora Bung Karno, berniat meliput apapun yang terjadi di sana, dalam hati gua berkata, "hayo lah penjualan tiket AFF rusuh dong, biar gua dapet gambar". Namun apa daya, penjualan tiket hari itu sudah selesai, yang ada cuma kakek-kakek jogging ga pake rok mini. Sempat dengan sok tahu-nya gua nanya kepada seorang berseragam sebuah televisi swasta di Indonesia yang mebawa-bawa kamera video yang mungkin harganya 10tahun penyewaan kostan gua, "mas, mau liput penjualan tiket ya?" dengan muka datar do'i berkata, "tiket busway? udah selesai, mas! hahahahaha" Sial. Wartawan sombong, liat aja nanti kalo gua udah jadi wartawan Animal Planet, pasti bingung mana wartawan mana bekantan. Karena komplek GBK yang besar dan rumit, gua memutuskan untuk manggil ojeg dan naik ojeg sampai halte busway. Pas gua bilang mau naik ojeg, tukang ojeg tua dengan janggut ala sahabat nabi bersabda, "mas, halte busway disebelah sana, paling cuma beberapa langkah, kalau naik ojeg saya juga jadi ndak enak." oke, gua ga liat.

seturunnya dari Busway yang penuh, gua mengalami kecelakaan sangat sadis, taik burung jatuh tepat di hidung gua yang mancung bak andrew white versi black. #abaikan. Sampailah gua di stasiun gambir, gua langsung menuju loket pembelian tiket kereta express menuju Bogor. Di bayangan gua harga tiket-nya Rp. 6.000,- , dan waktu orang loketnya ngomong harganya Rp. 11.000,- , gua dengan nada sedikit tinggi teriak, "HAH Sebelas ribu!?" Tiga detik berlalu gua sadar dan malu, eh malah ada ibu-ibu di belakang teriak lebih kenceng, "YAAMPUUUN Sebelas ribuuuu." Oke, gua bukanlah orang teraneh di stasiun Gambir sore hari itu. Saat saya sedang menunggu di samping jalur kereta, saya melihat kejadian yang menyedihkan lagi. Seiring berangkatnya sebuah kereta dengan pintu tertutup, seorang pria yang terlihat lelah berlari dan menggedor-gedor ointu kereta tersebut, menahan rasa malu dan tergambar kekecewaan yang sangat besar di wajah pria tersebut. semua orang yang ada di sana melihat ke arahnya. Setelah kereta benar-benar berangkat, pria itu membalikkan badan dan tersenyun pada semua orang. Sungguh sabar pria itu, saya salut. Di tengah sebuah negara yang marak mengeluarkan kata-kata kasar saat mendapat musibah, masih ada pria seperti itu.

Cerita berlanjut di Kereta. Yap benar dari Gambir sampai Bogor gua ga dapet duduk, gua berdiri dikelilingi anak-anak kecil, 2 anak laki-laki, dan 1 anak perempuan. Dan gua berspekulasi bahwa anak perempuan adalah anak terbesar, walaupun sepertinya mereka seumuran, didampingi ayah yang sudah terlihat tua dan ringkih. Sepanjang perjalanan memang muka gua sangat lelah, keringat penuh walaupun kereta ber-AC, sepanjang perjalanan 3 anak itu bergantian menatap wajahku dengan tatapan heran, dari matanya, gua bisa membaca bahwa mereka bertanya, "kenapa mas ini? kayaknya capek banget." namun dengan tatapan mata, gua balik menyampaikan pesan tersirat. "nanti kalian juga akan merasakan, nikmati saja masa-masa tanpa masalah ini, dik." saat seorang Ibu-ibu yang duduk keluar dari kereta, si Ayah dari anak-anak tersebut menyuruh salah satu anak laki-laki duduk, lalu memangku anak perempuan, namun si anak perempuan secara mengejutkan menolak, dan berkata pada si kecil, "dede aja yang dipangku, mbak masih kuat berdiri." Oh my God, sungguh menyentuh. Dan dengan muka yang penuh kekuatan, sampai akhir perjalanan keluarga itu, si anak perempuan tetap berdiri, malah sesekali membukakan snack untuk adik-adiknya, ya betul, dia seorang kakak. Kakak sejati, yang tidak permasalahkan gender. Tatapan matanya penuh kasih, kasih yang sebenarnya gua rindukan.

Sampailah gua di Kota Bogor, dengan muka sumringah ala farah quinn gua berdiri tegak dan berjalan ke arah tempat gua harus menunggu angkot. Tidak, lekuk tubuh gua ga seperti Chef Seksi itu. gua berjalan dan sesekali memotret, seakan-akan gua pertama kali menginjakkan kaki di Kota Bogor. Sempat gua memegang saku dibagian pantat, tiba-tiba terasa rata. Gua kaget bukan main, bukan karena pantat gua rata, tapi seharusnya di situ ada dompet. Dengan cerdas gua lari-lari ke arah kereta, semua orang ngeliatin. Saat gua megang saku yang ada di dada, gua sangat tenang, bukan karena pada akhirnya payudara gua tumbuh, tapi ternyata dompetnya ada di situ. Gua lupa waktu di kereta gua mindahain demi keamanan. Gua tegang, dan salah kiblat. LOH!.

Perjalanan gua berakhir di angkot, gua dengan nyamannya duduk di depan di samping pak kusir. Angkot dengan damai melewati jalan dadali, sampai melewati sebuah Mesjid bernamakan Al-Ikhlas di sebuah pabrik Ban ternama di Bogor. Entah karena mikir apa, lihat kata "Ikhlas" gua sadar gua sedang berusaha mengikhlasakan sesuatu, tepatnya seseorang. Embun.. Gua menyebutnya..

Hari itu, Hatiku Biru, Dalam rangka patah hati. Namun jaket Biru ini menguatkan gua :)

Perjalanan gua hari ini cukup hectic, gawat, dan melankolis, mungkin kata-kata itulah yang sedang saya alami tiap detiknya kini :)

Minggu, 12 Desember 2010

Ciptakan Asa, Raih Intisari Cita-cita

Pernahkah Anda memiliki asa? Saat kita terlahir di dunia, kita adalah sebuah asa, asa sepasang manusia yang dituangkan lewat sebuah nama. Maka dari itu, tanpa Anda sadari dalam setiap harinya kita sebagai manusia, pasti memiliki tujuan kongkret dan abstrak dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Saat kita melangkah, kita sadar apa yang telah kita lewati adalah pengalaman yang pasti kita banggakan, walaupun faktanya, apa yang kita lewati mungkin tidak ada apa-apanya dengan apa yang orang lain lewati. Namun jangan berkecil hati, kawan! Apa yang kalian miliki tidak orang lain miliki. Suatu alur pengalaman yang tidak mungkin sama dengan manusia lainnya, karena alur pengalaman bisa dianalogikan seperti sidik jari.

Begitupun Aku, Aku punya pengalaman yang menurutku tidak banyak, tidak menarik bak seorang wartawan yang pernah menyaksikan timah panas menembus kepala seorang ibu yang sedang memangku anaknya. Dulu aku adalah seorang anak tambun yang tidak bisa lari. Aku lemah dalam olah raga, Aku hanya bermain bulutangkis dengan ketua RT, Aku tidak pernah melawan atlet komplek yang prestasi dan popularitasnya sudah diakui semua warga. Tapi Aku beruntung di sana Aku bisa mengetahui bagaimana hidup menjadi seorang Ketua RT, tidak mudah memantau dan menjadi penengah saat ada tetangga yang berseteru, tidak mudah menahan iman untuk tidak menerima “uang haram” untuk melancarkan proses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Apakah anak-anak komplek lain mendapatkan itu? Belum tentu, khan? Cobalah miliki modal pribadi yang anda andai-andaikan sebagai modal yang tidak orang lain miliki, dari situ lah Anda bisa merangkai asa yang tidak monotone dan bisa optimis dalam menggapai asa itu.

Aku pernah bercita-cita menjadi pemain sepak bola, karena Aku pernah mencetak goal dalam sebuah pertandingan sepak bola dengan keadaan seimbang. Walaupun permainanku tidak baik layaknya anak dengan postur yang ideal, Aku mencetak goal yang penting dalam pertandingan tersebut. Hal itu terus Aku banggakan pada diri sendiri dan teman-teman dekatku, hal ituah yang membuatku semangat, semangat untuk menjadi pemain sepak bola yang handal, dan pada akhirnya Aku menjadi salah satu anak yang terhitung pandai bermain sepak bola. Apakah Aku sombong? Ya, Aku sombong, tapi ada efek positifnya, dan hingga kini Aku terus seperti itu. Mungkin banyak omongan di belakang mataku, namun efeknya sungguh terasa, untuk kita berpikir lebih positif.

Jangan pernah takut bercita-cita, cita-cita itu bukanlah hanya menjadi dokter, tentara, astronot, dan lain lain. Apa itu cita-cita? Cita-cita adalah bagaimana kita membayangkan kehidupan yang diinginkan. Konteksnya luas, misalnya kita ingin memiliki pacar, pacar yang bisa diajak mendiskusikan tentang kehidupan, menangis bersama membicarakan bocah Ethiopia yang menangis kelaparan di samping makam ibunya yang sudah lebih dahulu meninggalkan dunia. Itu adalah cita-cita, memang orang bilang itu dangkal, namun itu adalah hal yang kita dambakan, itu adalah cita-cita. Jangan pernah berhenti mendambakkan hal kecil di saat Anda berpikir bahwa hal besar yang kita dambakan jauh dari kenyataan, karena Anda tidak akan sampai 1 Kilometer saat Anda berhenti dan enggan untuk melangkah sejauh 1 meter.

Untuk bercita-cita, tetaplah optimis dan bersugesti bahwa apa yang kita inginkan bisa kita gapai. Seorang legenda basket terkemuka, Michael Jordan, dalam bukunya pernah berkata, “saya selalu berpikir bahwa bola akan masuk ke dalam keranjang saat saya melakukan jump shoot.” Sungguh saya tersentuh membaca hal itu, saya mencoba mempraktikannya dalam keseharian, saya belum sepenuhnya bisa. Itulah cita-cita saya, bisa bersugesti positif dalam menggapai cita-cita. Cobalah sejenak merenungkan apa yang telah terjadi dalam hidup Anda, hal besar apa yang pernah Anda lakukan? Bakat apa yang Anda miliki? Bersugestilah dalam diri Anda bahwa Anda adalah orang yang paling hebat dalam segala hal, niscaya dengan sugesti seperti itu, Anda akan mendapatkan motivasi yang memacu dari dalam diri Anda sendiri.

Teruslah bercita-cita, karena walaupun gagal, Anda telah mendapatkan intisari-intisari kehidupan dari proses penapaian cita-cita tersebut. Kawan, lewati hari-harimu dengan menggapai cita-cita besar. Aku pernah bercita-cita menjadi pemain basket NBA, kini Aku bisa melakukan tembakan tiga angka tujuh kali secara berturut-turut.

Minggu, 14 November 2010

BlackBerry Low-Batt, Mati Gaya enggak, Jek?

kehadiran Blackberry (BB) dua tahun terakhir ini memang mendapat animo yang baik dari masyarakat Indonesia. Konsep Smartphone yang ditawarkan Research in Motion(Kanada) menjadi latar belakang awal mengapa para pengusaha dan mobile-person di Indonesia memilih menggunakan gadget ini. Namun seiring berjalannya waktu, terjadilah generalisasi fungsi BB, konsep smartphone yang ditujukkan pada kenyamanan berselancar di dunia maya diartikan luas, merambah ke software-software social-networking yang sekarang justru menjadi faktor utama mengapa masyarakat memilih gadget ini. kemudahan tweet dan update status Facebook pun menjadi faktor kuat melambungnya penjualan Blackberry di Indonesia.

Prihal faktor penunjang BB sebagai “pemudah update status”, BB juga sekarang banyak dijadikan “pemudah update status sosial”, dengan artian, dengan seseorang menggunakan BB, secara tersirat, itu akan menaikkan derajat sosial dirinya di lingkungan masyarakat, itu terbukti dari masuknya BB dalam suatu selentingan masyarakat tentang cewe high-class BBB, yaitu : Blackberry, Belah tengah (rambut), dan Behel (kawat gigi). Mungkin itu hanya sebuah humor di masyarakat, namun sebuah humor tidak akan meluas jika penyebabnya tidak disetujui banyak kalangan masyarakat, bukan?

Fitur yang melimpah dalam BB membuat kapasitas batere BB menjadi satu kelemahan fatal, bukan hanya karena sistem software yang non-stop reload saja batere BB cepat habis. Faktor sikap pengguna pun menjadi sebab yang terparah, karena social-networking seringkali menjadi candu, dan membuat pengguna BB tak acuh dengan lingkungan sekitar. Jadi tidak aneh bila ada selentingan masyarakat “social-networking makes us anti-social”. kecanduan selalu menimbulkan keresahan bila sedang tidak mengonsumsi. Senada dengan perokok yang akan merasa “asem” jika tidak ada rokok, pengguna BB pun juga banyak yang mati gaya bila batere BB sedang low-batt, karena bila low-batt, gelombang radio dalam BB tidak akan berfungsi yang menyebabkan semua software yang berguna untuk berhubungan dengan orang yang jauh mati, termasuk didalamnya software social networking dan browser.

sebagai masyarakat yang dewasa, seharusnya kita bisa menyikapi penggunaan BB dengan bijaksana dan cermat, boleh memiliki BB, tapi jangan sampai kecanduan dan melupakan lingkungan, karena BB sangat sangat menawarkan seseorang untuk memiliki dunia sendiri. Memang baik bila seseorang bersosialisasi dengan orang-orang yang jauh keberadaanya, namun percayalah bahwa orang-orang di sekitar Anda akan lebih senang bila Anda terlebih dahulu bersosialisasi dengan lingkungan terdekat yang tergapai. Bayangkan saja rasanya jika Anda sedang berbincang dengan seseorang, namun orang itu sedang menguatak-atik BB-nya tanpa menunjukkan antusiasme pada perbincangan Anda.

“Do you use your smart-phone smartly?”

Sabtu, 16 Oktober 2010

kawan, jadilah merah putih yang optimis

Tidak ada alasan untuk terus mengkritik, mencibir, bahkan menhina tanah air sendiri. Bahkan di saat negara tetangga mengklaim sesuatu yang sebenarnya milik kita, bagaimana cara kita bertindak? Demonstrasi tanpa arah justru berujung anarkis. Apakah hal tersebut bukan malah merendahkan martabat negara sendiri? mengapa harus terbawa emosi? kenapa kita tidak duduk bersama, dalam suasana hangat, dan berpikir tenang, bila kurang, tambah secangkir teh manis hangat di meja.

Cobalah sejenak melihat keindahan Indonesia lebih dalam, lihatlah dari Internet, booklet-booklet profil wisata Indonesia, atau sekalian saja mengembara ke wisata-wisata alam di Indonesia. Bukalah mata dengan tidak selalu melihat sisi negatif negara ini. Negara ini indah, namun satu hal, keindahan tersebut kurang kita banggakan, bukankah suatu kebanggaan dapat menjadi satu nilai plus dalam suatu keindahan? Ya! Indonesia butuh bangsa yang dengan mata terbuka dan hati lapang menjunjung tinggi tanah air dan seisinya.



Cobalah persetan dengan isu-isu negatif tentang Indonesia, cobalah sejenak tak acuh dengan apa yang orang katakan tentang Indonesia. Coba diingat kembali, dahulu portugal dan beberapa negara eropa datang ke Indonesia, dengan kekuatan penuh dan hasrat untuk menjajah, untuk apa? mereka mencari apa? Mereka terkesima dengan Kekayaan dan Keindahan alam di Indonesia, apa tidak ada dalam hati kalian rasa bangga yang luar biasa? Tentu ada khan?


Indonesia terbagi dari ribuan pulau, 32 provinsi, puluhan suku dan ras, 5 agama resmi, namun mengapa hanya konflik tentang perbedaan itu yang selalu dan terus di ekspose di Televisi, bukankah miris bila pemberitaan-pemberitaan tersebut bisa secara tidak langsung menjadi stimulus negatif untuk bangsa yang belum dewasa dan masih berpikir labil.


Saat kita berpikir positif tentang Indonesia, saat kita mebayangkan keindahan gunung, pantai, danau atau segala sesuatu yang indah di Indonesia, akan ada energi positif yang mendorong kita untuk terus mencintai negeri ini. Akan saya ambil satu contoh masih banyaknya pandangan negatif bangsa Indonesia tentang negerinya. Misal, masalah musik dan label, mengapa masyarakat penikmat musik di Indonesia banyak yang mencemooh label dan musisi yang menyajikan lagu yang seragam, dalam konteks ini saya akan ambil contoh musik melayu. Bukankah kita dari nenek moyang melayu? apakah salah bila seseorang mau menjadikan asal-usul negara kita ada di nada sebuah lagu? Menurut saya syah-syah saja. Lihat India dan Korea, apakah hits mereka yang diterima masyarakat dunia menggunakan bahasa Inggris dan lepas dari budaya asal mereka? Itulah mindset yang membahayakan dari bangsa ini, selalu berpikir negatif tentang negerinya dengan bersandar pada ideal budaya luar negeri. cobalah, cobalah kawan untuk dengan hati yang iklas dan lapang mencintai dan berpikir positif dengan apa yang kita punya. Cinta kepada tanah air bisa secara universal dianalogikan dengan iman, “seorang yang beriman akan tergetar hatinya saat nama Tuhannya berkumandang“. pernahkah hati anda bergetar saat mendengar bait :

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Indonesia berkumandang di Barcelona

Indonesia berkumandang di Barcelona

Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Bayangkan saat Anda mendengarkan bait diatas ditemani tayangan kemenangan Indonesia di ajang bulu tangkis dunia, bergetarkah hati anda? Di mata media kepentingan berita buruk politik jauh lebih penting daripada berita baik kita dalam bidang olah raga. Maka bisa disimpulkan rasa cinta kita pada Indonesia bisa melambung tinggi di saat kita berpikir positif tentang negeri ini. Bagaimana kita mau memajukan negara ini jika kita saja tidak ingin cinta pada negeri ini.

kawan, jadilah merah putih yang berpikir positif, jadilah bangsa yang membanggakan tanah airnya sendiri, jadilah pelita anak bangsa yang santun, berprestasi, dan cinta pada tanah airnya, INDONESIA!

Selasa, 07 September 2010

suratku untukmu penguasa

sedang kenapa sebenarnya dunia ini? apakah semua orang belum paham betul apa itu damai? apakah belum semua orang mendambakannya? kenapa perang terjadi terus, dimana mana, bukan hanya antar negara, bukan hanya militer berseragam. di seluruh pelosok dunia banyak terjadi peperangan, perang senjata sampai perang dingin, dari seragam militer sampai seragam putih-biru.

wahai yang berkuasa, ini curahan hatiku untuk dunia ini, coba pikirkan tuan, dalam satu wilayah timur tengah saja, ada perang besar di palestina, ribuan korban berjatuhan, sedangkan di seberang, pakistan, banjir pun memakan korban yang banyak. dimana kepekaan tuan? adakah anda sebagai yang punya kehendak senang melihat semua tragedi itu? aku akan miris tuan bila aku duduk di kursi tuan. belum dengan krisis ekonomi dunia, semua karena krisis moral, tidakkah anda ingin dunia berdamai. wahai para penguasa negara, hilangkan ego kalian! hilangkan dendam! bukankah kedamaian itu indah?

masih inginkah kalian dunia hancur karena krisis moral? bumi ini satu, kita memiliki banyak masalah bersama, seperti global warming, krisis ekonomi, krisis sumber daya alam, bencana alam. kenapa kita berpecah belah, jangan kedepankan ego kalian untuk masalah pribadi, kita punya masalah kawan.

sungguh aku ingin semua pemimpin bersatu, persetan dengan dendam masa lampau. terorisme hanyalah sekedar penggangu kita, teror sebenarnya ada pada dalam ego kita masing masing.

aku hanya ingin kita berdamai. semua. tanpa pengecualian.

wahai para penguasa yang punya daya, tidakkah kau lihat darah di timur tengah berceceran? tidakkah kau liat kelaparan di afrika? tidakkah kalian tersentuh?

aku mohon tuan, simpan egomu, berjabatlah dengan musuhmu sekarang, pegang erat semua manusia di bumi. bumi milik kita, bukan untuk kita hiasi darah dari ego mu tuan.

bumi ingin damai, kita ingin damai, aku ingin damai.

SUPERMAN IS DEAD, jangan ada manusia super disini, manusia yang meras kuat dan lalu menindas yang lemah, SUPERMAN hanya boleh lahir untuk menolong.

demi bumi pertiwi, aku ingin semua pemimpin bersatu, selesaikan masalah dunia, singkirkan ego mu karena dendam dendam masa lampau.

hapus kenangan buruk masa lalu,

ini semua yntuk masa depan,

anak anak kita :)