Minggu, 14 November 2010

BlackBerry Low-Batt, Mati Gaya enggak, Jek?

kehadiran Blackberry (BB) dua tahun terakhir ini memang mendapat animo yang baik dari masyarakat Indonesia. Konsep Smartphone yang ditawarkan Research in Motion(Kanada) menjadi latar belakang awal mengapa para pengusaha dan mobile-person di Indonesia memilih menggunakan gadget ini. Namun seiring berjalannya waktu, terjadilah generalisasi fungsi BB, konsep smartphone yang ditujukkan pada kenyamanan berselancar di dunia maya diartikan luas, merambah ke software-software social-networking yang sekarang justru menjadi faktor utama mengapa masyarakat memilih gadget ini. kemudahan tweet dan update status Facebook pun menjadi faktor kuat melambungnya penjualan Blackberry di Indonesia.

Prihal faktor penunjang BB sebagai “pemudah update status”, BB juga sekarang banyak dijadikan “pemudah update status sosial”, dengan artian, dengan seseorang menggunakan BB, secara tersirat, itu akan menaikkan derajat sosial dirinya di lingkungan masyarakat, itu terbukti dari masuknya BB dalam suatu selentingan masyarakat tentang cewe high-class BBB, yaitu : Blackberry, Belah tengah (rambut), dan Behel (kawat gigi). Mungkin itu hanya sebuah humor di masyarakat, namun sebuah humor tidak akan meluas jika penyebabnya tidak disetujui banyak kalangan masyarakat, bukan?

Fitur yang melimpah dalam BB membuat kapasitas batere BB menjadi satu kelemahan fatal, bukan hanya karena sistem software yang non-stop reload saja batere BB cepat habis. Faktor sikap pengguna pun menjadi sebab yang terparah, karena social-networking seringkali menjadi candu, dan membuat pengguna BB tak acuh dengan lingkungan sekitar. Jadi tidak aneh bila ada selentingan masyarakat “social-networking makes us anti-social”. kecanduan selalu menimbulkan keresahan bila sedang tidak mengonsumsi. Senada dengan perokok yang akan merasa “asem” jika tidak ada rokok, pengguna BB pun juga banyak yang mati gaya bila batere BB sedang low-batt, karena bila low-batt, gelombang radio dalam BB tidak akan berfungsi yang menyebabkan semua software yang berguna untuk berhubungan dengan orang yang jauh mati, termasuk didalamnya software social networking dan browser.

sebagai masyarakat yang dewasa, seharusnya kita bisa menyikapi penggunaan BB dengan bijaksana dan cermat, boleh memiliki BB, tapi jangan sampai kecanduan dan melupakan lingkungan, karena BB sangat sangat menawarkan seseorang untuk memiliki dunia sendiri. Memang baik bila seseorang bersosialisasi dengan orang-orang yang jauh keberadaanya, namun percayalah bahwa orang-orang di sekitar Anda akan lebih senang bila Anda terlebih dahulu bersosialisasi dengan lingkungan terdekat yang tergapai. Bayangkan saja rasanya jika Anda sedang berbincang dengan seseorang, namun orang itu sedang menguatak-atik BB-nya tanpa menunjukkan antusiasme pada perbincangan Anda.

“Do you use your smart-phone smartly?”

1 komentar:

Bunda'sdaily mengatakan...

setuju donk kalo gw bilang pengguna BB = AUTIS ..?

Posting Komentar